Jumat, 26 November 2010

sebaiknya mencontek saja

Ujian semester baru saja berlalu. Anak-anak terlihat sedang melakukan acara "class meeting".
Sementara itu, di ruang guru terlihat ada seorang guru sedang berbincang dengan muridnya yang bernama o-on.

"O-on, kenapa setiap ujian, kamu selalu memberi contekan pada yang lain?" tanya Pak Guru pada o-on.
"Karena teman saya minta contekan, Pak,"jawab o-on.
"Mereka mengancam kamu?" tanya Pak Guru lagi.
"Enggak mengancam sih Pak, paling cuma disebut pelit atau sok suci, tapi pada dasarnya sih saya emang gak keberatan kalo temen-teman nyontek ke saya," jawab o-on.
"Apa kamu ga merasa rugi? Itu-kan hasil kerja keras kamu, kamu belajar dengan keras, sementara temen kamu cuma nyontek," kata Pak Guru.
"Saya malah seneng pak, kalo teman-teman nyontek ke saya," jawab o-on sambil senyum-senyum.

"Seneng? Apa kamu memberikan jawaban yang salah ke teman kamu?" tanya Pak Guru sambil mengernyitkan dahi.
"Wah, mana saya berani pak," sahut o-on.
"Trus kenapa kamu seneng?" Pak Guru terlihat semakin heran.
"Karena jika teman-teman saya mencontek ke saya, itu artinya mereka tidak menggunakan otaknya untuk berpikir. Dan itu bagus. Semakin lama otak tidak dipakai, maka otak akan semakin usang dan beku. Kalau SMP saja mereka sudah gemar mencontek dan senang karena mendapat nilai yang bagus tanpa belajar.
Itu artinya mereka akan tetap seperti itu sampai SMA, atau mungkin Perguruan Tinggi.
Namun ketika merambah dunia pekerjaan, yang dilihat dan diandalkan untuk bekerja adalah otak, bukan nilai.
Jadi saya sengaja memberikan contekan pada teman saya, karena mereka memang meminta contekan dan karena semakin banyak orang dengan otak yang beku, semakin baik untuk saya," o-on menjelaskan panjang lebar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar