Jumat, 26 November 2010

qurban 2

Di suatu malam pasangan suami istri yang baru 6 bulan menikah sedang minum teh sambil berbincang.
"Sayang, tadi siang ada Pak Amir datang," sang istri membuka percakapan.
"Pak Amir siapa, cinta? Hmmm... pengurus masjid bukan?" sang suami balik bertanya.
"iya sayang..., Pak Amir pengurus mesjid," jawab sang istri.
"Emang Pak Amir-nya datang kemana, cinta?" tanya sang suami.
"Ya... datang ke rumah qta donk sayang...," sang istri masih bersabar.
"Datang ke rumah qta? Ngapain dia datang ke rumah qta? Trus, cinta ngajak Pak Amir masuk rumah?" serentetan pertanyaan diluncurkan sang suami.

"Nggak donk sayang... Cuma diteras aja, Pak Amir-nya juga datangnya bertiga, tapi yang dua lagi aq gak kenal.
Mereka nanya-in qta mau qurban gak?" sang istri memberi penjelasan panjang lebar.
"Oh... gtu... Qta qurban donk, cinta... kan qta mampu..., tapi qurbannya gak disini.
Qta qurban di desa qu dan desamu aja. Kirim uangnya kesana, biar sodara di sana yang ngurusin," sang suami menjelaskan tidak kalah panjang dan lebar.

"Emang klo qta qurban disini kenapa, yank?" tanya sang istri.
"Qurban itu kan harus ikhlas, cinta," jawab suaminya.
"Dan aq ga ikhlas klo aq harus qurban ke orang-orang yang tidak pantas, cinta ngerti-kan?" lanjut sang suami.
"Maksud sayang apa sih?" sang istri meminta penjelasan lebih lanjut.
"Cinta inget waktu qta lagi ngebersihin gang disamping? Jalan disamping itu kan tanah qta,
yang disumbangkan supaya orang-orang di dalem gang bisa punya akses ama dunia luar. Qta juga yang ngebersihin gang itu.
Tapi kok orang-orang yang lewat ga ada santunnya sama sekali, jelas2 qta lagi nyabutin rumput. Gak ada yang ngomong permisi satu pun...
Yang ada malah ditendang-tendang, disenggol-senggol....
Belum lagi aq sebel lihat tingkah orang-orang itu, banyak gaya...
Dan kalo qta qurban, daging qurbannya akan diberikan pada orang2 macem itu, karena mereka emang tergolong miskin.
Emangnya cinta rela?" sang suami memberikan argumentasi yang panjang.


*Jawaban sang istri selanjutnya adalah tergantung istri seperti apa yang dimiliki oleh suami tersebut.

Sedangkan menurut saya pribadi, hidup itu proses, ikhlas pun proses.
Mungkin saat ini saya hanya sedikit ikhlas, tapi dengan latihan dan mengikuti prosesnya, pasti bisa ikhlas sepenuhnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar